AS dan Israel Tidak Punya Nyali Serang Iran



Petualangan Amerika menebar teror di berbagai belahan dunia, sebagai “show power” negara adikuasa, juga Israel “anak emasnya” di timur Tengah yang hobi perang, tidak akan bisa tidur nyenyak bertabur mimpi jika belum melumatkan dunia dan menundukan bangsa-bangsa di bawah kakinya.

Adalah Republik Islam Iran, negara yang berani menentang arogansi dan kesewenang-wenangan Amerika dan Israel. Iranlah duri hambatan yang selama ini membuat mereka susah tidur. Maka suhu panas perang selalu dihembuskan, meskipun membuat mereka maju mundur dan ragu, karena ternyata Iran berbeda dengan Negara-negara yang selama ini sudah dilumatkan, seperti Afganistan, Irak, Libya.

Iran selalu memberikan perlawanan sengit dan mengundang simpati besar dunia terhadap Iran. Berarti pula ambisi perang Wasingthon dan Tel Aviv menuai kecaman dunia internasional. Dengan kata lain, Amerika semakin terpuruk dalam kebangkrutan dan Israel pun terkucilkan.

Berikut beberapa analisa, akibat ambisi Perang Amerika dan Israel terhadap Iran:

1. Mantan direktur Central Intelligence Agency (CIA) John McLaughlin dalam sebuah diskusi di Washington, mengutip jaringan berita CNN, memperingatkan akibat serangan militer AS terhadap Iran, dan mendesak untuk mengedepankan dialog dan diplomasi.

McLaughlin mengatakan tindakan militer terhadap Iran “akan menjadi pilihan yang sangat buruk”. Dengan beralasan gerakann perlawanan Hizbullah Libanon akan menyatu dan mendukung pemerin-tah Teheran. Karena salah satu alasan opsi militer terhadap Iran, adalah Iran memiliki hubungan dengan Hizbullah.

Menurutnya, Hizbullah tidak menyerang kepentingan Amerika dalam beberapa tahun terakhir, namun memiliki banyak rencana di rak perpustakaan untuk melakukan hal itu jika konfrontasi dengan Iran berlanjut, dan tentu saja Hizbullah telah hadir di Amerika Serikat. Jadi salah satu masalah besar dengan Iran adalah jika suatu konfrontasi militer terjadi, maka risiko siklus pembalasan dan titik akhir konfrontasi akan sulit untuk diperkirakan.

2. Mantan direktur terkenal agen Israel mata-mata Mossad, Meir Dagan, menyebutkan dalam se-buah wawancara televisi pada 29 November 2011, bahwa Iran serta Hizbullah dan gerakan perlawa-nan Hamas kemungkinan akan merespon dengan serangan roket besar-besaran terhadap Israel jika terjadi konfrontasi militer Amerika-Israel dengan Republik Islam Iran.

Dia juga menyatakan keprihatinan bahwa Suriah kemungkinan akan bergabung dengan Iran dalam skenario seperti itu

3. Saat debat pendapat di Carolina selatan, Kandidat Calon Presiden AS, Ron Paul menandaskan, AS tidak membutuhkan perang baru dengan Iran. Bahkan anggota Kongres dari Texas ini senantiasa memperingatkan petinggi AS soal dampak buruk dari serangan militer ke Iran. Menurutnya Amerika sudah lelah dengan perang di Afghanistan dan Irak, dan harus menarik diri dari perang yang diciptakan saat ini.

4. Dewan Kota Charlottesville di Vieginia menandatangani sebuah resolusi yang mendesak Kongres dan Gedung Putih untuk menahan diri dan tidak menggelar tindakan militer terhadap Iran. Resolusi yang disepakati Selasa (17/1) itu juga berisi desakan kepada Kongres untuk mengakhiri semua perang darat selama ini, karena perang telah menyedot anggaran yang sangat besar. Dari pada buat perang, mereka meminta agar pemerintah AS lebi memprioritas bidang pendidikan, energi, kesehatan, dan keringanan pajak.

Deklarasi masyarakat AS penentang perang Iran tersebut berbunyi:

“Kami Dewan Kota Charlottesville, Virginia, meminta Kongres AS dan Presiden AS untuk mengakhiri perang di tanah orang lain dan tidak menggunakan pesawat tak berawak, meminta untuk menahan diri dari serangan militer baru di Iran, dan mengurangi pengeluaran pangkalan militer guna untuk memenuhi kebutuhan pokok warga AS, segera menciptakan lapangan pekerjaan, mengembalikan para pekerjaan warga AS dengan pekerjaan selain industri alat perang dan militer, kembali membangun infrastruktur, membantu pemerintah daerah mengembangkan ekonomi baru dengan energi berkelanjutan.”

Deklarasi ini dipromosikan oleh aktivis anti-perang David Swanson, dan didukung oleh empat dari lima anggota dewan dari Charlottesville, Virginia, Thomas Jefferson, James Monroe, dan University of Virginia

5. Mantan anggota parlemen Jerman, Norman Paech menulis di harian Jung Welt yang berbasis di Jerman. menurutnya Perang dengan Iran berbeda dengan Gaza, sebab setiap usaha Israel untuk me-lancarkan serangan militer terhadap Iran akan mengakhiri rezim Tel Aviv.

Paech mengatakan hal itu berdasarkan sebuah studi yang dirilis pada 12 Februari 2009, CIA memperkirakan bahwa jika Israel terus berlanjut dengan kebijakan trend gila perang-nya di Timur Tengah, dia akan hancur dalam 20 tahun.

Paech mengatakan di satu sisi AS ingin menyelamatkan rezim Israel, yang semakin menunjukkan tan-da-tanda sebuah “negara gagal”, dan di sisi lain, mereka ingin menghilangkan pemerintah Iran yang tumbuh lebih besar dan lebih dominan meskipun adanya sanksi rekayasa Washington.

6. Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle telah memperingatkan konsekuensi “berbahaya” jika serangan militer AS terhadap Iran terjadi. Menurutnya bahwa upaya tersebut justru akan mem-perkuat Teheran, bukan melemahkannya. kata Westerwelle dalam surat kabar Hamburger Abendblatt.

Iran memiliki hak untuk menggunakan energi nuklir untuk tujuan sipil, tetapi juga mempunyai kewaji-ban untuk mengecualikan penggunaan militer,” katanya.

7. Seorang analis pertahanan Amerika, Adam Lowther menyerukan kepada para politisi AS untuk mengurungkan opsi invasi militer terhadap Iran.

“Iran memiliki kemampuan militer untuk menghadapi AS dalam perang,” kata Akademisi dari Universitas Angkatan Udara AS ini mengungkapkan alasannya.

Lowther menjelaskan, “Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak yang bisa dengan mudah dikuasai AS dalam invasi militer. Sebab kemampuan militer sejumlah negara itu tidak mampu bersaing dengan AS.”

Dia juga mencatat bahwa militer Iran dewasa ini jauh lebih kompeten dan kuat. “Setelah menyaksikan perang di Irak selama satu dekade, Iran memiliki pemahaman yang baik tentang taktik dan strategi AS di Irak,” tegasnya.

“Angkatan Laut Iran terampil dalam pertempuran littoral dan mereka mampu menutup Selat Hormuz untuk durasi yang cukup untuk memicu malapetaka ekonomi,” tegas Lowther.

“Manuver militer angkatan laut Iran baru-baru ini menggambarkan strategi yang jelas untuk menutup Selat Hormuz. Bahkan mereka bisa menenggelamkan kapal perang Amerika yang masuk daerah tersebut. Hal ini akan mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi pelayaran komersial dan menyebabkan harga minyak meroket,” pungkasnya.

8. Mantan analis CIA Philip Giraldi mengatakan bahwa Washington tidak mampu konfrontasi militer dengan Tehran karena langkah itu akan menggoyang pasar minyak dunia.

Terkait dengan peringatan terakhir Iran terhadap keberadaan sebuah kapal induk Amerika Serikat di Teluk Persia, Philip Giraldi kepada Press TV pada Rabu (4/1) menandaskan, “Saya tidak percaya pada poin ini bahwa… AS sedang mencari gara-gara untuk bertarung dengan Iran.”

“Saya kira Iran pada dasarnya mengatakan kepada Amerika Serikat bahwa langkah seperti pengiriman kapal perang ke Teluk Persia ini mungkin menjadi pemicu yang dapat menciptakan situasi yang sulit di tempat lain,” tambah Giraldi.

9. Mantan pengamat Dinas Intelijen AS (CIA), Ray McGovern terkait ancaman serangan militer Ame-rika terhadap Iran menandaskan, serangan militer ke Iran berarti akhir dari Rezim Zionis Israel.

Ray McGovern saat diwawancarai Press TV mengatakan, asumsi bahwa eskalasi kegeraman terhadap Republik Islam Iran akan membuat Israel semakin aman adalah anggapan sangat keliru.

Pengamat asal AS menyebutkan statemen Wakil Presiden Iran, Mohammad Reza Rahimi pada 27 De-sember lalu yang mengatakan, jika sanksi anti minyak Iran diberlakukan, Tehran tidak akan mengizin-kan setetes minyak pun melewati Selat Hormuz. “Jika statemen seperti ini terus berlanjut dan jika di Teluk Persia atau Selat Hormuz terjadi satu peristiwa yang menyulut ketegangan besar, maka kondisi ini bukan hanya mengobarkan perang di kawasan, bahkan eksistensi Israel pun akan hancur,” tandas Ray McGovern.

10. Dalam kesempatan yang lain, Ray McGovern dan Elizabeth Murray menulis pada situs consortiumnews.com bahwa pernyataan berulang Obama untuk mempertimbangkan semua opsi tentang Iran, menunjukkan Presiden AS tidak sepenuhnya menyadari konsekuensi dari konfrontasi militer dengan Iran.

Keduanya menyarankan agar Presiden Amerika Serikat Barack Obama untuk segera mengakhiri propaganda perang terhadap Iran, karena hal itu akan mengarah pada kehancuran Israel dan ekonomi dunia.

Keduanya mengatakan perang dengan Iran tidak akan menguntungkan siapapun kecuali para peda-gang senjata. Ditambahkannya, “Jika tim penasihat Anda [Obama] telah meyakinkan Anda bahwa permusuhan dengan Iran akan membawa manfaat bagi Israel, mereka jelas-jelas sangat keliru.”

Perang dengan Iran kemungkinan akan membawa kehancuran Israel dalam jangka panjang, bahkan tidak perlu menyebutkan konsekuensi buruk bagi perekonomian dunia, yang harus Anda [Obama] sa-dari, jelas mereka.

McGovern dan Murray menggambarkan klaim tentang pengalihan program nuklir Tehran ke kegiatan militer adalah dalih untuk bisa mengancam Iran dengan serangan. Menurut mereka, masalah itu ada-lah sesuatu yang kontroversial, tapi bohong dan sedang menyebar dengan cepat.

Mantan analis CIA itu mendesak Obama untuk bersikap jujur kepada rakyat Amerika dan mempublikasikan data terbaru tentang program nuklir Iran yang dikumpulkan oleh National Intelligence Estimate.

“Anda [Obama] tahu bahwa upaya luas badan-badan intelijen AS untuk menemukan bukti program senjata nuklir Iran, sama sekali tidak membuahkan hasil,” tegas mereka.

11. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov memperingatkan segala macam bentuk serangan ke Iran akan berakibat bencana. Lavrov juga tidak setuju dengan rencana negara Barat untuk menjatuhkan sanksi terbaru bagi Iran.

“Serangan militer negara Barat terhadap Iran bisa berujung bencana, yang bisa menimbulkan konse-kuensi buruk termasuk di antara ketegangan antara Muslim Suni dan Syiah,” jelas Lavroc seperti diku-tip AFP, Rabu (18/1/2012).

“Semua pihak harus mempertanyakan pihak-pihak yang menjadikan ini (serangan militer) sebagai sebuah pilihan. Merekalah yang nantinya bertanggung jawab menciptakan peluang terjadinya benca-na,” imbuhnya.

12. Mantan Utusan AS untuk Timur Tengah George Mitchell mengatakan ide untuk meluncurkan se-rangan militer terhadap Iran tidak dapat dipertanggungjawabkan, karena tindakan bisa mendatang-kan malapetaka besar pada Israel.

“Saya tidak berpikir siapapun yang menjadi pendukung serangan pendahuluan [terhadap Iran] sejauh ini akan dapat membuat ketentuan cukup baik saat ini,” kata Mitchell dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Diplomat penting AS itu menyatakan lebih lanjut bahwa opsi militer tidak akan menjamin penghentian penuh dari program nuklir Iran, dia menambahkan, bahwa konfrontasi tersebut hanya dapat meningkatkan prestasi teknologi nuklir di Tehran.

Dia memperingatkan Washington terhadap dampak dari menggelar perang baru, dia mengatakan, “Satu hal yang kita telah temukan dalam beberapa tahun terakhir itu secara historis dimana sangat mudah untuk masuk ke dalam perang, tapi sangat sulit untuk keluar.”

Mitchell melanjutkan dengan mengatakan bahwa jika terjadi serangan militer, Iran malah akan menggelar “serangan rudal besar-besaran terhadap Israel yang bisa menimbulkan kerusakan yang luar biasa.”

13. Seorang analis politik, Shamus Cooke menulis di website Global Research, bahwa Rusia dan Cina akan menganggap aksi militer Amerika Serikat terhadap Iran sebagai serangan terhadap perbatasan negaranya dan ancaman bagi keamanan nasional mereka.

“Menyerang Suriah atau Iran akan membuka pintu untuk perang yang lebih luas pada tingkat regional atau bahkan internasional,” tegas Cooke.

Menurutnya, bulan lalu Mayor Jenderal Zhang Zhaozhong, profesor dari Universitas Pertahanan Na-sional Cina, mengatakan Cina tidak akan ragu untuk melindungi Republik Islam dari serangan militer, bahkan jika itu berarti awal dari Perang Dunia Ketiga.

Juga pekan lalu, Duta Besar Rusia untuk PBB Vitaly Churkin mengkritik keras setiap rencana menye-rang Iran, menggambarkan langkah itu sebagai skenario yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan bencana regional.

“Jika AS ingin terlibat secara militer dengan Suriah dan Iran, maka masyarakat kelas menengah Amerika perlu turun ke jalan-jalan dalam jumlah besar untuk mencegah serangan seperti itu,” tutup Cooke.

14. Sekretaris Jenderal Hizbullah, Sayyid Hassan Nasrallah mengatakan setiap serangan terhadap Iran akan mengobarkan perang skala penuh di wilayah Timur Tengah. “AS harus mengerti bahwa perang terhadap Iran dan Suriah tidak akan hanya terjadi di kedua Negara itu, tetapi akan menyebar ke ne-gara-negara lain di kawasan. Kami tidak mengeluarkan ancaman tapi ini adalah kenyataan.”

Hal ini disampaikan saat peringatan hari syuhada di Libanon. Menurut Nasrallah, Amerika Serikat telah gagal di Irak dan telah dipaksa untuk menarik pasukannya dari negara itu, maka jangan mimpi menggelar perang baru.

15. Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei ketika berbicara di fakultas militer Imam Ali di Tehran, beliau memperingatkan bahwa setiap negara yang menyerang Iran, harus siap menghadapi balasan tegas dan kepalan baja dari Pasukan Garda Revolusi Islam (Pasdaran), dan Basij.

Rahbar menambahkan bahwa bangsa Iran tidak berniat menyerang negara manapun, akan tetapi bangsa ini akan merespon segala serangan dan ancaman dengan kekuatan penuh sehingga membuat para agresor hancur dari dalam.

Editor: Rizal Hasan

0 Response to "AS dan Israel Tidak Punya Nyali Serang Iran"

Posting Komentar