Ada seorang anak muda yang sudah merasa jenuh dengan segala aktifitas didalam lingkungan rumah Orang tuanya... suatu hari.. anak ini meminta kepada ayah nya supaya ia diberikan jatah warisan dari orang tuanya dan ia mau pergi dari rumah orang tua nya dengan hak warisan nya tersebut... walaupun dengan sedih, akhirnya sang ayah memberikan apa yang jadi permintaan anak nya itu.. Maka pergilah sang anak dengan membawa apa yang menjadi hak warisan dari orang tuanya bagi dia...
Anak tersebut memulai hidup nya di kota besar dengan berfoya2 menikmati harta warisan yang diberikan padanya.. dengan sesuka hati dia hidup dengan penuh pesta pora dan hura-hura... Tanpa dia sadari sedikit demi sedikit harta yang dibawanya itu semakin menipis dan menipis.... hingga akhirnya tidak tersisa suatu apapun di tangan nya buat melanjutkan hidup nya.... dia menjalani sisa hidupnya sebagai pengemis di jalanan demi sesuap nasi... akhir nya dia teringat kembali kepada orang tua nya... dia membayangkan saat2 dia masih bersama orang tua nya, tidak ada kekurangan apapun dalam hidup nya... Sang anak mulai menyesali perbuatan nya... Dia menyesali ulah nya yang telah tergiur dengan harta yang berlimpah sehingga dia meninggalkan orang tua nya untuk ber hura2 dan selalu berpesta pora demi kesenangan nya sendiri...
Ia selalu menangisi kebodohan nya itu... "apa yang harus aku lakukan?" "tak mungkin aku kembali kepada orang tua ku" aku malu... ini semua salah ku sendiri...
Hingga akhirnya ia berkeputusan.. apapun yang akan terjadi, aku akan kembali kepada ayah ku, wlaupun disana aku hanya akan menjadi pembantu dirumah ayahku...
Sang anak ini akhirnya memberanikan diri menulis sepucuk surat kepada ayah nya...
surat nya berbunyi demikian :
" Ayah, aku mohon maaf atas segala kesalahan dan ketamakan ku selama ini, aku telah menyakiti hati ayah dengan meminta harta warisan ku untuk ku gunakan buat hal hal yang menyenangkan bagi diriku sendiri... sekarang aku sadar.. kalau itu semua adalah kesalahan besar yang tak termaafkan...
Ayah, kalau ayah berkenan, kiranya ayah mau menerima aku sebagai kuli di rumah ayah agar aku masih bisa bersama2 ayah lagi... aku akan pulang besok dengan kereta.... ayah masih ingat sebuah pohon besar di belakang rumah kita di samping rel kereta tempat kita selalu bermain bersama dulu? kalau ayah berkenan menerima aku dirumah ayah, sebagai tanda aku minta ayah pasangkan sebuah bendera putih kecil di pohon itu, biar aku tau kalau ayah masih mau menerima aku... Terima kasih ayah.
Anakmu
keesokan harinya, sanga anak sesuai janji nya, menumpangi kereta menuju ke kampung halaman orang tua nya... sepanjang perjalanan ia hanya termenung dan sedih.. berharap2 cemas, apakah ayah nya mau memasang bendera putih kecil sebagai tanda bahwa ayahnya masih mau menerima dia di rumahnya... Di samping nya duduk seorang bapak yang sedari tadi memperhatikan ia termenung sepanjang perjalanan..
bapak itu bertanya : "nak apakah kamu sakit?" ia menjawab : "Tidak pak"... " lalu kenapa kamu termenung?" bapak itu kembali bertanya... akhirnya sang anak ini menceritakan masalah yang ia hadapi, segala kebodohan yang dia jalani selama ini.... "Pak, bolehkah aku minta tolong?" tanya anak itu..."apa yang dapat kubantu nak?" jawab bapak itu..." Pak, sebentar lagi kereta ini akan melintasi belakang rumah ku, disitu ada sebuah pohon besar, bapak tolong lihat dipohon itu apakah ada sebuah bendera putih kecil yang dipasang disana sebagai tanda kalau ayahku masih mau menerima aku?. karena aku tang sanggup untuk melihatnya, aku takut bendera itu takkan ada buat aku..."
Kereta terus berjalan sementara anak ini memejamkan matanya kuat2 karena ia benar2 tidak berani menerima kenyataan kalau sang ayah tidak mau menerima nya kembali dengan tidak memasangkan sebuah bendera kecil disana... hingga akhirnya Terlihatlah dimata bapak yang disamping anak ini dimana terdapat sebuah Pohon yang amat besar, dan takjub lah bapak itu seraya memanggil anak itu untuk menyaksikan sendiri..."Nak, aku tidak melihat sebuah bendera putih kecil di pohon itu.. Tapi yang aku lihat ada sebuah kain putih yang sangat besar yang menutupi sluruh pohon besar itu... seketika itu pula, menangislah anak ini... dia menyadari sebuah kenyataan Ayah nya masih tetap menyayanginya dan masih sangat menharapkan kedatangan nya kembali
Hal ini mengajarkan kepada kita, sebesar apapun kesalahan kita, asal kita benar2 menyesalinya dan mau mengakui segala kesalahan kita di Hadapan Tuhan, Maka satu hal yang pasti : Tuhan akan selalu menginginkan kita kembali kepada Nya.
0 Response to "Apapun Kesalahan mu, ingatlah Tuhan selalu Mengampuni mu"
Posting Komentar