Suatu variasi bercumbu yang memberikan kenikmatan tinggi. Kendati terasa ganjil, banyak yang senang melakukannya . Benarkah membawa sial?
Sebagian orang berkata, perkawinan justru membunuh seks. Bila pasangan selalu siap, gairah menjadi hambar. Yang menggairahkan ialah seks sebelum nikah. Setelah menikah, seks menjadi rutin dan gejolak gairah bisa turun drastis.
Pada sebagian Orang mungkin demikian. Tetapi, pada sebagian pasangan lain, hal itu tidak terjadi . Seks tetap bergelora. Memang, tidak disangkal, kehidupan seks sebagian besar pasangan akan menjadi rutin. Sesudah beberapa lama menikah, fokus perhatian suami biasanya lebih tertuju pada pekerjaan atau karier.
Perhatian istri pun beralih pada anak dan pengurusan rumah tangga. Bahkan, dikota – kota besar, banyak istri juga bekerja penuh waktu. Akibatnya, hasrat seksnya menurun.
Untuk mendongkrak gairah dan kenikmatan seksual, banyak pasangan mencari upaya lain. Misalnya, dengan menonton film biru, yang berisi berbagai adegan intim vulgar.Tapi, lama-kelamaan,upaya itu tidak bisa meningkatkan lagi hasrat yang sudah kendur. Akibatnya, hubungan seksual kembali tidak menggairahkan.
Cara lain untuk menambah gairah ialah dengan melakukan variasi-variasi cumbuan dan hubungan intim. Dengan begitu, kenikmatan seksual akan meningkat.
Salah satu cumbuan yang unik adalah cunnilingus. Berasal dari kata cunni, yakni alat kelamin wanita, sedangkan lingus berarti lidah. Lidah dan mulut mencumbu alat kelamin wanita.
Cara mencumbu seperti ini menjadi keinginan banyak pasangan. Menurut Prof. Kurt Haas dalam bukunya Under standing sexuality, sebanyak 65 % sampel yang dapat disurvei menikmati cumbuan demikian. Cunnilingus sangat dinikmati oleh wanita karena lidah dan bibir memberi stimulasi pada daerah sensitif.
Daerah alat kelamin wanita sebenarnya terdiri dari berbagai bagian. Klitoris yang paling sensitif, lalu dibawah klitoris, sampai bagian dalam vagina yang dapat dicapai lidah.
Bibir vagina pun sangat sensitif. Tapi, dalam cumbuan seperti itu, pasangan tidak tahu bagian mana sebenarnya yang memberi kenikmatan. Sebagian itu karena sentuhan lidah dan bibir. Sebagian lagi karena faktor psikologis, dengan cumbuan yang unik tersebut.
Sebagian wanita mampu mencapai orgasme dengan cara itu. Sebagian lagi tidak sampai orgasme, tetapi mendapatkan kenikmatan yang dalam. Akibatnya, saat koitus, orgasme tecapai dengan kenikmatan yang jauh lebih tinggi.
Sayang, lidah manusia panjangnya terbatas, sehingga tidak bisa menstimulasi lebih dalam lagi. Kadang orang bertanya dalam pikiranya, kenapa lidah hanya sepanjang itu? Kenapa tidak lebih panjang lagi atau berlipat agar mampu mencapai seluruh alat kelamin istri sampai keujung-ujungnya?
Memang, itu pikiran-pikiran yang timbul sesaat dan tidak logis. Maklum, manusia tidak pernah puas untuk mendapatkan kenikmatan.
Tapi, bagaimana tingkat kenikmatan yang didapat oleh si pemberi cunnilingus itu? Sebagian besar mengatakan, mereka mendapatkan kenikmatan tinggi. Namun, saya pikir, itu efek psikologis saja.
Ada juga yang mengatakan, dengan mencium aroma alat kelamin istri, gairahnya meningkat lebih tinggi. Banyak istri mengatakan, justru suaminyalah yang meminta untuk melakukan cunnilingus.
Dengan kenikmatan tinggi yang dirasakan oleh wanita, wajar sangat menginginkannya. Kalau mungkin , setiap kontak seksual, mereka mendapatkan stimulasi demikian. Hanya kadang mereka segan memintanya pada suami.
Walaupun begitu, banyak pula wanita tidak mau alat kelaminnya diciumi suami. Mereka menolak, sekalipun suami memintanya. Salah satu alasannya, tidak pantas suami mencium daerah tersebut. Akibatnya, sebagian istri tidak bisa menikmatinya.
MOTIVASI: Zaman dulu, cunnilingus jarang dilakukan. Bahkan, menurut beberapa buku,cunnilingus dilarang. Ada yang berpendapat, bila cunnilingus dilakukan juga, suami akan mendapat sial.
Tapi, sekitar 10 tahun belakangan ini, makin banyak pasangan melakukannya, terutama yang muda – muda. Sebagian besar terdorong karena menonton film biru.
Kini, hampir semua pasangan perkawinan yang tinggal dikota melakkukan cunnilingus. Sebaliknya didesa, kemungkinan besar hanya sedikit yang menikmatinya.
Pada 1948, Alfred Kinsey dalam bukunya Sexual Behavior of Human Male mencatat, cunnilingus dilakukan oleh 15,4% pasangan perkawinan tamatan SMA. Sementara oleh tamatan Universitas sebanyak 45,3%. Besar kemunkinan makin tinggi pendidikan, semakin banyak yang melakukannya.
Apakah meningkatnya pasangan-pasangan di Jakarta, yang menikmati cunnilingus, disebabkan pendidikan makin tinggi? Kalau demikian, berarti salah satu indikator tingginya pendidikan masyarakat ialah tingginya persentase orang yang melakukan cunnilingus.
Kian tinggi pendidikan, makin besar keinginan untuk melakukannya. Agaknya, orang – orang berpendidikan rendah jarang terdengar melakukan cunnilingus.
35 Tahun kemudian, 1983, Blumstein dan Schwartz mendapatkan 65 % pasangan perkawinan dari segala tingkatan pendidikan melakukan cunnilingus.
Hal ini mungkin karena pendidikan makin tinggi, seperti disebutkan diatas. Atau, manusia cenderung ingin mencari, apalagi yang bisa dinikmati. Dan, salah satu yang dulu jarang dilakukan ialah cunnilingus.
Peningkatan jumlah penikmat cunnilingus juga berkat hasil penelitian Masters dan Johnson pada 1960. Mereka mendapatkan bahwa kebersihan mulut dan alat kelamin laki – laki maupun wanita hampir sama.
Ternyata tidak ada kuman – kuman penyakit yang berbahaya. Dengan syarat, ia tidak sedang sakit dan sudah dibersihkan. Bahkan dikatakan, alat kelamin yang bersih lebih sedikit mengandung kuman dari pada mulut.
Penelitian ini mengoreksi pendapat bahwa alat kelamin, terutama alat kelamin wanita, adalah kotor. Itu sebabnya, masyarakat Amerika Serikat melakukannya tanpa ragu lagi akan mendapatkan kuman, kotoran, atau penyakit. Dan ini pula barangkali yang membuat masyarakat Indonesia terdorong ikut menikmatinya.
UNTUNG RUGI: Keuntungan yang didapatkan dari cunnilingus ialah kenikmatan seks bersama. Wanita sudah pasti lebih menikmati secara langsung. Maklum, lidah yang mempunyai gerigi halus dan lembut akan memberi stimulasi pada alat kelamin. Menurut perhitungan, cunnilingus memberikan kenimatan paling tinggi diantara berbagai cumbuan lainnya.
Tentu saja suami mendapatkan kenikmatan psikologis. Melihat dan mendengar istri terangsang suami turut bergairah. Cara bercumbu seperti ini mungkin terasa ganjil atau jorok. Apalagi vagina dekat dengan anus. Tetapi itulah seks.
Walau dalam penelitian Masters dan Johnson vagina tidak mengandung kuman berbahaya, tetap saja ada kuman – kuman biasa. Kadang jamur bisa hidup.
Bila kebetulan suami dalam kondisi lembab atau sedang flu, maka saat cunnilinngus, kuman dan jamur bisa terhisap kemulutnya. Lalu, menginfeksi mulut suami dan terjadi radang tenggorokan. Sesudah melakukan cunnilingus, esoknya ia batuk – batuk berdahak dan demam.
Selain itu, perlu diingat, vagina bisa mengalami infeksi dengan gejala keputihan. Dan, yang lebih penting lagi, jangan melakukannya kecuali pada istri.
0 Response to "Cunnilingus (Cumbuan Lidah dan Bibir)"
Posting Komentar