SAAT ini kebiasaan merokok sudah mulai merambah ribuan remaja SD, SLTP, dan SMU, yang secara tidak langsung berarti mengundang penyakit jantung Koroner. Anak–anak mungkin tidak tahu, kalau asap rokok akan membuat mereka cepat tua. Sebab asap rokok secara langsung dapat merusak sel – sel saluran pernapasan. Oksidan yang terinhalasi terlalu banyak, tidak dapat dinetralkan lagi oleh sistem antioksidan dan selanjutnya oksidan akan merangsang magrofog alveoli untuk mengeluarkan oksidan dan eleatase.
Eleatase dapat merusak jaringan paru-paru, tapi dapat dinetralkan lagi oleh AI - AT (Al eleatase), tapi karena adanya oksidan yang terlalu banyak dari oksidan rokok maupun dari PMN, sistem antioksidan tidak efektif lagi. AI-AT yang teroksidasi oleh oksidan akan merusak sel-sel paru/alveoli. Bronkitis Kronis dan enfisema paru sudah terbukti disebabkan adanya peranan asap rokok.
Dikalangan perokok ditemukan penurunan kadar air dalam stratum korneum, penurunan fungsi barier dan percepatan fungsi hidroksilasi estradiol, sehingga terjadi penurunan estrogen yang menyebabkan kulit menjadi kering dan keriput.
Pada perokok juga ditemukan serabut elatin menebal dan terputus-putus sampai ke retikular dermis yang membuat kulit menjadi kendur dan keriput, sementara merokok juga menyebabkan penyakit jantung koroner atau PJK, terutama bagi mereka yang merokok lebih 20 batang/hari. PJK menurun cepat bila berhenti merokok.
Ahli penyakit jantung dari rumah sakit Jantung Harapan Kita Dr.Aulia Sari pada simposium Pendidikan Kedokteran berkelanjutan mengatakan, PJK sebagai penyebab utama kematian dini terutama kalangan laki – laki pada usia menengah.
Sebaliknya resiko kematian dikalangan Wanita relatif jarang sebelum usia tua. “PJK ternyata juga merupakan penyebab kedua tersering dari kematian dini sesudah kematian utamanya disebabkan penyakit kanker,“ ujarnya.
Menurut dia , PJK 10 kali lebih sering dibandingkan dengan karsinoma leher rahim (cervix). Ironisnya, masyarakat lebih sering melakukan program PAP’S mear (untuk mendeteksi dini kanker leher rahim) ketimbang upaya pencegahan PJK pada wanita. Di Indonesia , kebiasaan merokok lebih sering pada pria dibandingkan dengan wanita, tapi dinegara - negara maju justru terjadi penurunan kebiasaan ini dikalangan pria, sebaliknya dikalangan wanita meningkat.
Kebiasaan merokok terlihat jelas dikalangan pria, terutama dewasa/muda, bahkan kecenderungan ini justru meningkat di kalangan pekerja dan siswa sekolah (SLTP dan SMU).sedangkan dikalangan lanjut usia (Lansia) baik di Indonesia maupun dinegara – negara maju lainnya lebih mudah menghentikannya.
Hasil penelitian menunjukan, upaya mengganti rokok dengan memakai pipa atau saringan (Filter) ternyata tidak bermanfaat. Gejala – gejala PJK antara lain nyeri dada dan riwayat serangan jantung sebagai faktor kontribusi penting terhadap munculnya PJK. Oleh karena itu, penanganan yang tepat terhadap PJK dan Upaya pencegahannya penting dalam mengantisipasi PJK adalah berhenti merokok.
Menurut dia faktor yang berperan penting terhadap timbulnya adalah usia, jenis kelamin, menopouse dini, munculnya gejala-gejala PJK (Nyeri angin, riwayat infarktus,dan ECG yang abnormal) , peningkatan kadar kolestrol serum kolestrol LDL trigli serida dan rendahnya kadar kolestrol HDL.Faktor lainnya berupa hipertensi, merokok, kencing manis serta riwayat keluarga dengan PJK, kegemukan, kadar fibrinogen darah dan faktor pembekuan darah, faktor sosial, geografi, sosial ekonomi, stress, personalitas, dan kurang berolah raga.
Berhenti Merokok
Berhenti merokok merupakan tema kampanye dalam meminimalkan kasus PJK yang relatif lebih berhasil pada grup-grup usia tua dan penderita yang baru menderita serangan jantung. Anjuran berhenti merokok yang biasa dilaksanakan para Dokter, sebaiknya tidak hanya sekali kunjungan kedokter, akan tetapi pada setiap kunjungan terutama pada penderita PJK,Hepertensi, kencing manis, dan hiper lipidemia.
Pencegahan PJK dengan berhenti merokok yang melakukan diet Vegetarian serta berolah raga teratur, karena kegiatan ini dapat mereduksi kelainan darah yang terlanjur terjadi pada diri manusia.
Dari Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan, terdapat kecenderungan peningkatan angka kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Kondisi tentu mencemaskan terutama bagi para pengambil keputusan data SKRT tahun 1992 menunjukan angka kematian akibat penyakit penyumbatan pembuluh darah 16,4 % , kemudian meningkat lagi menjadi 24,5 % tahun 1995.
Dinegara – negara maju , keadaan ini demikian. Penyakit jantung koroner di Inggris membunuh lebih dari 180.000 orang dan 500.000 orang di Amerika Serikat tiap tahun. Sekitar 30 % tempat tidur dirumah sakit kedua negara itu diisi oleh pasien penyakit jantung. “Angka itu sekaligus menceritakan dana dan tenaga yang hilang akibat rokok,” ujarnya.
0 Response to "Merokok, Bisa Cepat Tua dan Mati"
Posting Komentar