ROKOK disatu pihak dianggap sebagai musuh rakyat yang berbahaya. Tetapi dilain pihak dapat menjanjikan keuntungan bermiliar – miliar. Setiap tahun miliaran rupiah mengalir kekocek Pemerintah dari pungutan pita cukai rokok. Disamping itu ribuan tenaga kerja yang terserap baik secara langsung maupun tak langsung yang terlibat dalam produksi rokok. Sebaiknya, juga ribuan orang yang secara tak langsung mati akibat rokok. Salah satunya adalah terserang kanker paru – paru, serangan jantung yang diakibatkan karena merokok. Dan permasalahan ini dapat kita tarik kesimpulan rokok menimbulkan masalah yang serba pelik dan berkepanjangan. Sebuah dilematis memang.
Gerakan Anti Rokok
Diberbagai negara sudah muncul banyak gerakan–gerakan anti rokok yang didukung lembaga-lembaga kesehatan terutama lembaga kanker dan paru-paru. Banyak kelompok organisasi yang didirikan yang salah satu tujuannya yaitu kampanye anti merokok.
Kampanye anti rokok tersebar keseluruh pelosok negara yang didukung penuh Pemerintah. Misalnya : di Inggris ada larangan merokok dimuka umum, demikian di Perancis meskipun belum merata kesetiap dipelosok negeri, sekurang – kurangnya supir taxi dikota Paris akan memperingatkan Anda, apabila Anda akan merokok dalam kendaraannya. Demikian juga yang dilakukan negara tetangga kita terdekat Singapura. Dan bagaimana dinegara kita sendiri ? Sebenarnya dinegara kitapun kampanye anti rokok ini sudah digembar – gemborkan sejak beberapa tahun lalu. Ynag bergiat dan memprakarsai gerakan ini antara lain Club Jantung Sehat Indonesia. Lembaga ini mempunyai cabang disetiap daerah. Selain lewat olah raga Club ini juga sering mengadakan seminar – seminar yang berhubungan dengan masalah rokok.
Mengapa Merokok?
Ada beberapa faktor pendorong orang tetap merokok meskipun disadari, rokok tidak ada manfaatnya dan dapat mendatangkan malapetaka.Ada unsur – unsur kejiwaan yang mendorong seseorang tetap merokok. Dorongan itu sedemikian besarnya sehingga mengalahkan akal sehat dan pertimbangan pikiran. Karena persoalannya menyangkut masalah kejiwaan , maka cara mengatasinya juga harus dilakukan dengan jalan menyentuh perasaan.
Beberpa kiat untuk berperang melawan rokok antara lain; Pertama, memasang Propaganda/ Iklan/ Pamlet bahaya yang ditimbulkan akibat merokok, lewat media cetak, media elektronik, atau papan Billboard. Kedua, mencari jalan keluar seandainya benar – benar merokok itu tidak bisa ditinggalkan. Misalnya, dengan memakai filter, pipa, yang diharapkan bisa meredusir bahaya merokok sampai batas minuman. Ketiga, melarang iklan rokok yang sifatnya ajakan bahkan dengan iming – iming hadiah yang menarik. Keempat, mewajikan pabrik rokok menyertakan keterangan kandungan nikotin (tar) nya dalam setiap bungkusnya, seperti di Amerika.
Kebiasaan merokok dikalangan remaja, khususnya pelajardan meraka yang senang bertualang disinyalir semakin kuat merokok. Bahkan sekarang ini meningkatnya para wanita yang gemar merokok, karena didorong karena rasa iseng, ikut-ikutan dan mode.
Contohnya, sebuah pengalaman yang penulis alami. Beberapa waktu lalu penulis mengadakan perjalanan dari Bandar Lampung ke Semarang. Kebetulan disamping penulis duduk seorang wanita.
Nampaknya dia sangat gelisah sekali duduknya. Maka penulis memberanikan diri untuk bertanya apa yang jadi maslahnya. Ternyata dia ingin merokok malu pada lingkungan.Sedangkan jika tidak merokok dia pusing.Penulis kemudian memencing dengan sebuah pertanyaan mengapa dia sampai kecanduan merokok. Jawabnya ternyata simpel saja karena pergaulan. Terakhir penulis ketahui dia salah seorang Mahasiswa Perguruan tinggi yang cukup beken yang juga bekerja paruh waktu sebuah perusahaan di Jakarta.
Ditilik dari pendidikannya dan kedudukannya dalam masyarakat tentu dia tahu akibat dari merokok apalagi bagi seorang Wanita. Tapi faktor keisengan dan mode telah melunturkan akal sehatnya .
Merokok atau Sehat
Melihat dari kasus diatas dan kenyataannya dalam masyarakat kita kenyataan yang kita alami di negara kita, kebiasaan merokok dikalangan yang hidupnya serba kekurangan, jauh lebih besar dibandingkan dengan golongan menengah keatas. Hal ini ada kaitannya dengan tingkat pendidikan yang ada pada rakyat negara kita.
Umumnya mereka belumtahu persis akibat yang ditimbulkan dari rokok. Karena mereka menganggap merokok sebagai kebutuhan hidup seperti halnya makan dan minum. Bahkan ada yang kelewat ekstrem berkata lebih baik tak makan ketimbang tak merokok, lebih baik putus pacar ketimbang putus rokok.
Akibatnya, mereka lebih mengutamakan rokok. Mereka bermodalkan beberapa batang rokok bisa bekerja seharian. Karena rokok punya unsur kecanduan tidak mengherankan kalau kebiasaan yang sudah menahun dianggap mempunyai unsur kekuatan, meski diam – diam tapi pasti menggerogoti kesehatan mereka.
Pola hidup yang kurang sehat itu perlu dirubah secara total. Kebutuhan merokok bukan kebutuhan yang wajar tetapi hanya didorong rasa kecanduan dan gengsi. Karena itu perlu dismbuhkan. Seorang Psykolog mengatakan problema merokok, adalah semata-mata karena pengaruh kecanduan disamping kurangnya daya fantasinya. Mereka yang bekerja dibagian kecelakaan, akan selalu menggunakan ikat pinggang pengaman jika mengendarai mobil, memakai helm jika naik motor. Sedikit jumlah dokter ahli paru – paru dan kardiolog yang merokok. Dan bagaimana dengan Anda sendiri? Merokok atau sehat.
0 Response to "Merokok Atau Sehat, Sebuah Dilema"
Posting Komentar